Kamis, 19 April 2012

Sore itu...

Selasa, 17 April 2012.


Mulutmu harimau mu. Mungkin benar peribahasa ini dan kalau kita alami ternyata peribahasa ini punya makna yang cukup dalam.. *menurut saya*
Dimana sore itu saya benar-benar merasa kecewa, sampai detik ini. Kecewa dengan sosok laki-laki yang slalu saya banggakan di depan teman-teman saya. Tidak perlu saya sebutkan namanya, mungkin suatu saat dia akan membaca tulisan tidak penting ini, mungkin....


Ehem.. Jadi karena saya masih berstatus pelajar, maka bukan hal yang asing lagi sekolah saya mengikuti lomba sepak bola antar SMA se-Bandarlampung, yg kemarin dinamakan LPI *tapi saya sendiri lupa singkatannya apa =p*
Alhamdulilah sih, sekolah saya maju ke final tapi hanya memiliki kesempatan untuk merebut juara 3. Apesnya, rival sekolah saya saat final adalah sekolah lelaki yg sering saya ceritakan kepada teman2 saya itu.


Deg... Saya benar2 shock tapi tetap berusaha tenang. 'Ah, cuma perlombaan.. Ga mungkin gue sama dia berantem...'


Singkatnya, saya memutuskan untuk menonton lomba itu *walaupun sebenarnya saya tidak menyukai olahraga tersebut, lebih tepatnya tidak mengerti =p* bersama teman sebangku saya, Cici.
Heran, kenapa akhir2 ini setiap jam 12 pasti hujan. Sedikit mengganggu perjalanan kami *setting*
Setelah reda, saya dan Cici pergi ke Loking, salah satu surga belanja bagi kaum hawa yg tak pernah lepas dari BECEK. Setelah itu kami makan di Simpur Centre *yang menurut saya MIRIP mal, sekali lagi MIRIP*
Waktu itu, saya memakai celana yang modelnya longgar warna coklat kemerahan, dan itu celana Almarhumah nenek saya *agak sedikit merinding saya makenya* dan atasan tangan panjang merah, dengan sepatu krem ber-hak 3 cm. Kerudung merah. Simple bukan?


Lanjut... Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan ke PKOR Way Halim tempat perlombaan itu berlangsung. Karena belum terlalu ramai, saya dan Cici makan tekwan di dekat2 PKOR sambil menunggu teman kami datang, Melvi. Lama. Tapi untung ada tekwan... =3
Tak lama, datang lelaki yang saya sayangi itu bersama Aldino, sepupunya naik motor dengan setelan baju yg menurut saya sangat amat santai.
You know guys what he said to me? 'Ih, heboh banget sih bajunya...'
Deg.. Saya kaget. Spontan diam. Spontan pucat. Spontan down. 
Tiba2, Aldino ngomong lagi 'Ih apasih pake item2 di matanya kayak ibu2 pengajian aja...'
Astafirulah... Rasanya pengen saya cakar2 muka dua anak tuyul itu! Sungguh sangat ga menghargai!! Hei, pria tak punya perasaan!! Saya begini juga karena kamu, saya ingin melihat setidaknya binar kagum dari matamu. Benar2 keterlaluan!!
Lalu, dengan entengnya ia memesan semangkuk tekwan tanpa memperhatikan raut wajah saya yang berubah pucat, melahapnya habis, dan berkata 'Tapi.. Kamu cantik'
Sungguh ya sungguh itu kalimat udah nggak berguna lagi untuk saya dengar!! Saya terlanjur kecewa.
Setelah itu dengan santainya ia meninggalkan saya dan Cici. Seperti habis menghampiri temannya saja! Teman!


Sewaktu di dalam lapangan pun ia tak menengok ke arahku sama sekali. Dari awal pertandingan sampai selesai *disini sekolah saya menang!!! =D* Sungguh keterlaluan! Padahal saya daritadi sengaja teriak-teriak mirip anak autis untuk mencari perhatiannya, tapi tak juga berhasil. My God!!! Atau dia malu? Entahlah.... Yang jelas saya sudah kecewa 2x.


Setelah pertandingan selesai, saya dan cici mengajak lelaki itu dan Aldino ke KFC Coffee untuk makan. Ketika sampai dan memesan makanan, kami keatas. Setelah makan, kami ngobrol2 dan tanpa sengaja kami menyinggung soal perselingkuhan.


Lelaki itu 'Susah tau yang namanya selingkuh itu ngebagi perasaan...'
Saya sambung 'Tapi gue bisa tuh nigain orang *agak songong*...'


Tiba-tiba Aldino menyambung 'Alah.. Gaya lo Eva kayak ta*.. Udahlah ayok pulang.....'


Derrrrrrrr.. Rasanya ada petir yang tiba2 menyambar ke dalam hati. Astaga.. Itu kata2 kotor dengan mudahnya terlontar dari mulut dia. Tapi seketika, saya yang sempat diam sejenak, langsung mengikuti gerak mereka ke arah parkiran bawah. Saya emosi. Benar2 marah. Saya langsung mengambil motor tanpa menegur mereka lagi. Men-starter motor, lalu membonceng Cici, dan saya kendarai motor dengan kecepatan lumayan tinggi.


Tiba-tiba mereka menyalip motor kami dari arah kanan belakang, ke depan. Lelaki itu setengah berteriak 'Ay.. Aku duluan ya.....' 
Dengan rasa emosi langsung saya jawab dengan bentakan 'Woi! Ga usah nyalip2 sih!!!!' setelah itu saya meningkatkan kecepatan motor matic yang saya kendarai itu.


Saya kecewa. Saya marah. Saya ingin menangis. Saya ingin berteriak.


Yah... mendung di sore itu.... Saya kecewa. Sangat teramat dalam. Bahkan sampai detik ini.



2 komentar:

  1. i know those man very well.. :)

    setelah saya baca tulisan ini, sebenarnya secara objektif bnyk pelajaran yg bisa dipetik : (1) cowok lebih suka klo qt sbg perempuan berpenampilan yg simple n sesuai dgn moment-nya, meski sbnrnya dimata dy qt tampil cantik; (2) cowok adl kaum yg paling sulit untk membagi fokus, ketika ia sdg bersama tmn2nya biasanya agak sedikit mengabaikan qt sbg pasangannya; (3) mungkin hari itu kmu sdg sensitif shg segala sesuatunya melibatkan emosi; (4) *the most important* dalam sebuah hubungan sangat2 dibutuhkan komunikasi, komunikasikan apa yg kmu rasakan pd pasanganmu saat itu juga agar masalah tidak mjd berlarut2..

    bukan maksud menggurui atau membela siapa pun.. hanya ingin berbagi.. krn semua org pernah mengalami hal serupa seperti dalam tulisan ini.. :)

    BalasHapus
  2. Hehehe ini cuma bagi pengalaman aja.
    But, thank you so much kak for all ur advice! ;)
    Ada benernya jg sih.. Hmm.. tapi tetep kesel >.<
    Pernah ngalamin jg ya kak? Asiiiik xp

    BalasHapus