Jumat, 20 April 2012

Scary Places in Bandarlampung!!! Wajib baca!




Mendung. Antara hujan dan tidak. Seperti itulah keadaan sekitar rumah saya saat ini. Bandarlampung... Yap, ini adalah nama kota dimana sejak lahir sampai sekarang H-9 menjelang 17 tahun hehehe xp
Saya begitu bangga akan kota ini. Banyak keindahan di kota ini yang menurut saya punya banyak potensi untuk dijadikan objek wisata bahkan bisnis yang menjanjikan. Tapi ternyata, banyak juga tempat yang cukup mistis untuk dijadikan arena uji nyali.


Saya sendiri bukan tipe gadis yang penakut. Tapi memang saya tidak bisa seperti orang-orang yang punya kemampuan lebih, seperti indera keenam.
Tapi, saya punya pengalaman yang belum tentu orang lain memilikinya, lho.. Semacam pengalaman yang cukup unik.


Rumah Sakit Kartika, Garuntang, Bandarlampung, Lampung.


    Sudah menjadi rahasia umum masyarakat disini bahwa rumah sakit ini terkenal angker. Saya juga pernah bertanya kepada papa soal rumah sakit ini. Beliau bilang sih, rumah sakit ini ditutup kira-kira tahun 2005, tapi beliau nggak tau jelas kenapa rumah sakit ini ditutup. Sebuah tanda tanya besar langsung berkeliaran di otak saya.


    Kebetulan, teman sekelas saya, Dita yang memang anaknya agak sedikit 'ekstrim' *piss ta ^^v* mengajak saya pergi kesana malam itu. Tadinya saya menolak, tapi saya luluh juga karna bujukan dia -___-


   Malamnya, saya, Dini, Dita, Sandy, dan Ardi pergi kesana dengan 2 motor. Yg cewek2 pada bonceng bertiga *seperti yg sudah saya bilang, kalau udah ada Dita pasti ekstrim!* ke Rumah Sakit Kartika.
Ketika sampai disana, kami bertemu dengan seorang satpam *yg jelas dia laki-laki* bertubuh besar tapi menurut saya pancaran matanya menyiratkan sesuatu yang aneh. Sebagai sesama lelaki, Sandy menyampaikan maksud kedatangan kami kesana. Sedikit ada perdebatan, karena ternyata satpam tersebut memperbolehkan kami masuk dengan uang rokok dan untuk membayar guide/pendamping untuk menemani kami masuk. Itupun ia seperti berat hati dan ragu-ragu.
Akhirnya, dengan sedikit berat hati, kami melepas uang Rp. 40.000 rupiah untuk dia -____- errrrrr nggak apa2 lah amal...
Percaya nggak percaya, ketika negosiasi terjadi antara saya dan satpam, Sandy tiba-tiba seperti mendekat kearah pohon besar deket gerbang, seperti mendekatkan kuping dia kearah situ, dan tiba-tiba ia berlari seperti orang ketakutan.


'Ndy.. ndy kenapa lo?' kata Dita
'Lo denger nggak barusan kayak ada suara orang teriak. Suara cewek. Sumpah demi Allah gue nggak bohong!' kata Sandy dengan gaya bicara yang berbisik.


     Setelah saya memberikan uang pada satpam, saya bertanya pada Dita.
 'Ada apa sih ta?'
Dengan agak berbisik Dita menjawab 'Itu si Sandy denger suara cewe teriak dari arah pohon itu. Nanti deh gue ceritain...'


    Sebelum masuk ke Rumah Sakit, satpam  itu bertanya kepada kami
'Sebelumnya saya minta maaf, buat disini yang cewek2 ada yg lagi halangan nggak?'
Kami celingak-celinguk mendengar pertanyaan itu dan spontan menggelengkan kepala.
'Yasudah.. Kalau gitu saya harap buat yg cewek rambutnya diiket ya...'


   Saya yang  waktu itu belum memakai jilbab, bingung untuk apa rambut saya diikat, tapi saya menuruti.


   Setelah itu kami masuk dengan pengawal itu, seorang pria paruh baya. Karena kami pengunjung ilegal, kami memanjat pagar lalu masuk ke halaman rumah sakit yang sudah dipenuhi rumput2 dan tanaman yang cukup tinggi. Hanya bermodal satu senter dan itu senter dipegang oleh pengawal, ia mendampingi kami dari depan. Ada 3 pintu disitu. Pertama kali kamu mencoba membuka pintu bagian kiri, namun ternyata ngga terbuka. Lalu kami membuka pintu bagian tengah, dan Alhamdulilah akhirnya bisa terbuka juga. Kami masuk dengan perasaan deg-degan.


    Kami menyusuri lorong-lorong didalam situ. Gelap tanpa cahaya sedikitpun. Sedikit lembab. Tibalah kami di suatu lorong. Baru berjalan sebentar, kami diberhentikan oleh pengawal itu.
'Stop dek..' katanya. Ia seperti menyenter lorong itu, namun cahaya senter tidak difokuskan kedepan. Lalu ia berkata 'Mari putar balik dek..'
Karena heran, saya bertanya 'Ada apa, pak?'
'Sepertinya ia kurang suka dengan kita...' jawabnya.


   Karena disitu kami pengunjung, maka kami menuruti perintahnya. Meneruskan perjalanan disetiap lorong2 gelap itu. Kami juga menemukan seperti tempat resepsionis, ruang tunggu, ruang UGD, taman yang pohon2 nya sudah kering dan terlihat rapuh batangnya, dsb.
Saya yang sedari tadi memegang hp untuk merekam pengalaman kami, tapi saya benar2 ngga berhasil untuk merekam karna kurangnya pencahayaan.


    Tiba-tiba bapak itu menyorot ke sebuah pintu, dan ia bertanya.
'Kalian mau pulang atau nerusin ke dalam?'
'Emang itu apa pak?' tanya Dita
'Itu bagian dalam rumah sakit. Pusatnya disitu.' *pusat seremnya maksudnya*
'Ehmm.. Nggak deh pak sampe sini aja. Lagian juga udah malem' Sandy angkat bicara dengan nada yang bergetar.
Rupanya preman satu ini takut juga hahahaah xD
Spontan saya kaget dan berbisik 'Eh ndy, udah lanjutin aja yuk, tanggung. Penasaran nih gue...'
'Ih gila lo, nggak ah! Udahlah sampe sini aja ngga apa2 udah cukup va.' kata Sandy


    Kami pun memutuskan untuk keluar dari sarang setan itu -__-
Setelah mengucapkan terimakasih kepada bapak dan satpam itu, kami pamit pulang.
Tapi kami tidak langsung pulang, kami duduk2 di pinggir jalan untuk membicarakan perjalanan gila kami itu. Dan ternyata Dini yang sedari tadi hanya diam, ternyata ia sangat jelas melihat sosok2 yang tentu 'bukan manusia'. Sandy, Dita, dan Ardi pun melihat hal yang sama. Dan tentunya saya peri kecil papa ini menjadi satu2 nya orang yang tidak melihat apa-apa. Malang.


'Kak kak.. Dari pertama kita manjat pager gue udah liat tuh di pohon beringin depan ada yg lagi berdiri ngeliatin kita, badannya besar. Trus lo tau kenapa tadi bapak itu nyuruh kita muter balik? Itu ada cewe rambut panjang lagi duduk kak, di matanya itu netes darah, makanya tadi kayak ada bunyi air jatuh kan?' Dini akhirnya buka mulut cerita panjang kali lebar -___-


'Ah gila va, kayak gitu lo nyuruh lanjut lagi masuk ke dalem? Nggak ada nyali va. Gue mending ngelawan begal yang jelas-jelas uwong, nah ini bukan uwong va, tadi yg gue liat bukan uwong' kata Sandy semangat.


'Di taman tadi itu va, di rantingnya itu ada cewe lagi duduk. Makanya tadi gue nyuruh lo cepet2 ngerekam...' sambung Dita.


    Dan kalian tahu apa? Saya merasa orang tersial yang tidak bisa melihat satupun wujud 'bukan manusia' dari perjalanan kami itu. Sial.

1 komentar:

  1. gila, brani amat luorang... skrng satpamnya masih ada gk yaa?

    BalasHapus